Tidak pernah terbayang bahwa Allah akan memberikan saya amanah seorang anak di usia 22 tahun. Menurut saya ini terbilang usia muda, karena kebanyakan dari teman-teman sebaya saya masih menikmati masa-masa mudanya dengan penuh suka cita, seperti melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi atau bahkan mulai meniti karir yang mereka cita-citakan.
Lalu, apa karena memiliki anak saya tidak menikmati masa-masa muda saya? Pemikiran tersebut hanya sekelibat bayangan saja, karena pada kenyataannya memiliki anak adalah anugrah yang luar biasa, pelajaran yang Allah berikan melalui perjalanan hidup yang saja jalani tentu penuh dengan keringat, air mata haru, dan perjuangan. Ini adalah pengalaman yang berharga dan tidak tergantikan oleh masa.
Mengandung, melahirkan, membesarkan, dan mendidik anak adalah tugas utama seorang ibu. Dalam Islam disebutkan bahwa ibu adalah madrasah (sekolah) pertama bagi anak-anaknya, ini tentu saja tidak terbantahkan. Saya memang bercita-cita melanjutkan studi saya ke jenjang yang lebih tinggi, saya pikir it totally can wait, namun mendidik dan melihat tumbuh kembang anak terutama di usia emasnya, it can't wait. Ya, pendidikan formal jelas masih bisa menunggu, tetapi belajar sebetulnya bisa kapan dan dimana saja. Karir pun ternyata bisa saya ukir walau menyandang status / gelar ibu.
Setelah anak lahir, saya dan suami menyematkan nama bayi yang memiliki arti dan do'a terbaik di dalamnya. Sebagai orang tua tentu kita menginginkan anak kita menjadi anak yang sehat, berbudi pekerti, sholeh, menjadi penyejuk hati, dan berguna bagi agama, bangsa, dan negara.
Anak lahir ke dunia tentu karena keinginan kita, kita lah yang mau, kemudian Allah titipkan kepada kita. Sekalipun jika kita dikehendaki diberikan anak berkebutuhan khusus, Allah tentu memberikan kepercayaan melalui tangan kita. Anak bukan untuk disia-siakan, mereka menjadi tanggung jawab kita di dunia dan akhirat.
Beberapa hak anak yang wajib dipenuhi orang tua:
- Hak hidup
- Hak pendidikan
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh karena itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." (Q.S An-Nisa Ayat 9)
Saya pernah membaca berbagai artikel dan ulasan tentang bagaimana Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam memperlakukan anak-anak.
Ummu Al Fadhl pernah bercerita bahwa suatu ketika ia menimang seorang bayi. Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengambil bayi itu lalu menggendongnya, tiba tiba sang bayi pipis dan membasahi pakaian Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam, langsung saja ia renggut bayi itu dari gendongannya. Lalu Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam menegurnya, “Pakaian yang bersih dapat dibersihkan dengan air, tetapi apa yang dapat menghilangkan kekeruhan dalam jiwa anak akibat renggutanmu yang kasar itu?”
Dalam suatu majelis Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam mengingatkan para sahabatnya, “Hormatilah anak-anakmu dan didiklah mereka. Allah 'Azza wa jalla memberi rahmat kepada seseorang yang membantu anaknya sehingga sang anak dapat berbakti kepadanya.” Kemudian salah seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, bagaimana cara membantu anakku sehingga ia dapat berbakti kepadaku?” Nabi Menjawab, “Menerima usahanya walaupun kecil, memaafkan kekeliruannya, tidak membebaninya dengan beban yang berat, dan tidak pula memakinya dengan makian yang melukai hatinya.” (HR Abu Daud)
Al Bukhari dan Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: ”Sesungguhnya Allah itu maha lembut serta menyukai kelembutan disegenap permasalahan”. Semoga kita semua bisa menjadi orang tua yang mampu mendidik anak-anak kita dengan cara yang baik dan lembut.
Saya baru mengenyam pendidikan sebagai seorang ibu selama 8 tahun ini, banyak ilmu yang baru saya dapat dan ketahui. Saya bukanlah ibu yang sempurna, banyak kesalahan yang pernah saya perbuat terhadap anak saya. Saya berharap semoga saya bisa menjadi orang tua yang lebih baik. Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah, namun kita sebagai orang tua harus terus berusaha sebaik-baiknya. Anak-anak ibarat kertas putih yang kita bisa kotori dengan tinta pekat tak beraturan atau bisa kita tulis dengan tinta emas seindah-indahnya. Pun seperti kertas yang bisa kita remas dan hancurkan dengan mudah namun jelas tidak akan pernah kembali rapi seperti sedia kala. Tugas kita adalah mendidiknya sedari kecil hingga dewasa, karena sesungguhnya anak adalah amanah yang harus kita jaga.
Alhamdulillah ya diberi kesempatan belajar sepanjang waktu :)
ReplyDeleteAlhamdulillah. Betul mba Farida, jadi orang tua belajarnya sepanjang usia.
Deletebetapa mulianya akhlak Rasullaah dalam memperlakukan anak-anak
ReplyDeletePanutan kita semua yang patut kita contoh dan tiru. :)
DeleteSemoga kita bisa mendidik anak dengan baik ya...
ReplyDeleteAamiin ya Allah Yaa Rabbal alamin.
DeleteSuka bacanya, semoga bisa terus berusaha jadi ibu yang baik walaupun jauh dari sempurna.
ReplyDeleteAamiin ya Allah. Selalu berusaha yang terbaik untuk anak. :)
Deletesemoga anak - anak kita tumbuh soleh - solehah yaa dan tentunya sehat, aamiin
ReplyDeleteAaamin ya Rabb. Makasih Teh Tian. :)
DeleteSukaaaaaa dengan kalimat ini:
ReplyDelete"...Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah, namun kita sebagai orang tua harus terus berusaha sebaik-baiknya."
Semoga Allah Ta'ala selalu membukakan jalan di setiap masalah yang dihadapi. Salam kenal mbak Zia.
Aamiin. Iya mba Vidy semoga Allah selalu menunjukkan jalan terbaikNya. Salam kenal juga, mba.
DeleteYes..suka sekali point yang mengatakan Allah menyukai kelembutan. Memang harus terus belajar karena banyak kekurangan.
ReplyDeleteThanks for sharing this Mbak Zia.
Semakin belajar semakin kita tau harus rendah hati ya. Allah maha lembut, maha pengasih dan penyayang.
DeleteTerima kasih juga sudah mampir. :)
Luar biasa teteh postingannya, menyentuh sekali..
ReplyDeleteDuh jadi ingin punya 😂
Didoakan ya Nes. Hehehe semoga dimudahkan segalanya. Aamiin. Semangat Nesa.
DeleteIya nih, saya jg lg belajar banget buat lembut. Kadang masih ngomel n bentak2, hiks
ReplyDeleteSama teh Ayu. Aku pun sedang belajar mengontrol emosi terutama ke anak. Semoga Allah bisa melembutkan hati kita yaaa.
DeleteRasulullah adalah contoh teladan bagi kita semua, pun dlm mendidik anak. Makasih Zia sharing nya :)
ReplyDeleteBetul mba Santi. Teladan yang harus kita contoh.
DeleteTerima kasih kembali, mba.
Teh Zia muda banget ya waktu punya baby. Sun sayang buat Vito.
ReplyDeleteIya umur 22 tahun. Hehehe salam sayang juga buat tante Armita. :*
DeleteSubhanallah Teh, saya juga baru punya baby tapi di usia hampir 27th, semoga kita senantiasa sehat agar bisa mendidik buah hati ya aamiin
ReplyDeleteAamiin ya Allah. Iya, mba Sandra. Sehat selalu dan semangat terus mendidik anak-anak kita.
DeleteIya banget. Anak adalah amanah dariNya. Jadinya, semua kudu Kita perhatikan dengan benar. Termasuk namanya. Name adalah doa kan, ya...
ReplyDeleteBetul teh yg selalu kita bawa itu nama, maka nama harus jadi doa yang baik untuk anak-anak kita.
DeleteIya, betul. Mendidik anak bukan perkara yang mudah.Kita harus bisa berusaha sebaik-baiknya, karena mereka adalah amanah dari Allah, yang kelak harus kita pertanggungjawabkan.
ReplyDeleteIya setuju mba Nurul. :)
Deletehuhuhu aku jadi sedih ingat anakku yang meninggal 40 jam setelah lahir, mungkin Allah punya rencana lain yang saya gak pernah tahu. Dan mungkin juga, saya dan suami masih diminta untuk fokus dengan si kakak yg mulai memasuki usia remaja.. Thanks for reminding us mak!
ReplyDeleteInnalillahi. Allah tau yang terbaik untuk kita. Pasti setiap kejadian selalu ada hikmahnya.
DeleteMasuk usia remaja jadi tantangan tersendiri juga ya mba. Semangat selalu mba Ayu. :)
Belum dapat amanah 😅
ReplyDeleteTenang, Teh. Amanah akan ada pada waktunya. Selalu semangat ya Teteh. :*
Deleteduh masih suka lupa kalau marah udah nyampe ke ubun2..
ReplyDeleteIya kadang kita susah kontrol amarah biasanya. Semoga diberi kesabaran yang lebih ya teh. Hehehe
DeleteAlhamdulillah, Teh.
ReplyDeleteSaya 24 tahun waktu itu 😄
Wah terbilang usia yang pas ya, Teh. Hehehe
Deletesha mau 24 tahun dan belom nikah heheheh *baper
DeleteYang penting apapun itu selalu dinikmati dan disyukuri ya, Sha. :*
DeleteWah...jadi ingat percakapan dengan umik, saya minta adik baru karena suka lucu dan gemas lihat anak bayi.....tapi malah saya yang disuruh punya anak sendiri -_-
ReplyDeleteBener sih kak :) saya melihat sendiri ketika umik mengasuh adik2 ketika golden age dengan mengenyampingkan urusan pribadi dalam karirnya.
Nah, Umikny minta cucu, ya. Hehehe. Betul, Umik luar biasa kalau gitu, karir itu bisa menunggu, tapi memang untuk mendampingi anak di usia emas pastinya akan cepat terlewat. :)
Delete