Skip to main content

Tiga Fase Mendidik Anak


Hari ini adalah tujuh tahun pertama saya menjadi seorang ibu. Bagi saya ini adalah sebuah karunia yang tak terhingga. Pada 27 Juni 2009 seorang bayi laki-laki sehat dan sempurna telah lahir ke dunia melalui rahimku. Suami saya menyiapkan sebuah nama yang indah dan bermakna, Fahrevi Devito Subhan, yang memiliki arti "orang besar yang nyata dan suci", nama yang kami berikan adalah sebagai ungkapan doá. Semoga kelak Vito tumbuh menjadi manusia besar yang sholeh dan berguna serta memiliki akhlak dan pribadi yang baik. Hari ini Vito beranjak ke usia 7 tahun. Alhamdulillah ia tumbuh sehat dan ceria.

Anak adalah amanah, mereka bukan lantas lahir ke dunia kalau bukan keinginan kita dan atas kuasa Allah. Kita akan dimintai pertanggung jawaban atas didikan kita terhadap anak. Kami berusaha menjadi orang tua yang baik dan bertanggung jawab dalam mendidik anak.

Saya pribadi sangat terkesan dengan pemikirian Ali Bin Abi Thalib RA, beliau merupakan khalifah ke-4 umat Islam yang begitu cerdas, pintar, jujur, dan sangat setia kepada Rasulullah SAW. Beliau cakap dalam berbagai bidang, salah satunya paham tentang psikologi anak. Kuot beliau yang begitu terkenal tentang bagaimana kita mendidik anak jelas bisa menjadi acuan kita sebagai orang tua, “Didiklah anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup bukan di zamanmu”. Ya, perubahan dan perkembangan zaman yang begitu pesat memang tidak bisa dipungkiri. Mendidik anak sekarang tentu tidak bisa disamakan seperti mendidik anak zaman dulu. Banyak penalaran serta ungkapan beliau yang sangat baik dan mampu menjadi motivasi bagi kita. 

Menurut Ali bin Abi Thalib Ra. ada tiga fase dalam mendidik anak; 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun) diperlakukan sebagai raja, 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun) diperlakukan sebagai "tawanan", 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun) diperlakukan sebagai sahabat.

Fase pertama 

Pada 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun) anak diperlakukan sebagai raja, sebagai orang tua pada fase ini kita harus melayani dan menyayangi anak dengan baik, tulus, dan sepenuh hati. Hal ini jelas akan memberikan dampak pada perkembangan perilakunya nanti.

Pada saat anak memanggil dan meminta pertolongan, lalu kita langsung memberikan respon dan memenuhi permintaannya, maka suatu saat nanti apabila kita memanggil dan meminta pertolongan ia akan langsung menjawab dan menghampiri. Saya sering mengusap punggung juga kepala anak saya, hal ini menjadikan anak saya perhatian jika sedang sakit atau kelelahan, ia akan mengusap dan memijit saya. Orang tua harus menjadi pribadi yang penuh sabar, pada fase ini kita harus berusaha keras menahan emosi di saat anak melakukan kesalahan sebesar apapun, dengan ini makan dikemudian hari anak kita pun akan tumbuh menjadi pribadi penyabar dan bisa menahan emosinya ada yang bersalah terhadapnya.

Sejak bayi hingga usia 7 tahun kita berusaha sebaik mungkin melayani dan menyenangkan hatinya, Insha'Allah ia akan tumbuh menjadi pribadi baik, menyenangkan, perhatian, serta bertanggung jawab. Saat kita mecintai, menyayangi, serta memperlakukannya bak raja, maka kelak ia pun akan tulus mencintai, menyayaangi, dan memperlakukan orang tua sebagai raja dan ratunya.

Fase kedua

Pada 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun) anak diperlakukan sebagai "tawanan". Tawanan di sini memiliki makna yang mendalam, Dalam Islam kedudukan tawanan perang sangat terhormat. Tawanan mendapat haknya secara proporsional, namun tentu saja harus dengan berbagai batasan, larangan, dan kewajiban yang harus ditunaikan.

Di sini arti anak diperlakukan seperti "tawanan" pada usia 7-14 tahun yaitu masa yang tepat untuk mendidik anak dengan haknya namun harus memenuhi kewajiban, memahami larangan, dan bagaimana bertanggung jawab.

Perintah Rasulullah SAW untuk menunaikan sholat wajib dimulai pada usia 7 tahun, dan kita diperbolehkan memukul (tidak meninggalkan luka) anak atau pun memberikan hukuman seperlunya pada saat anak telah berusia 10 tahun apabila tidak mengerjakan sholat.

Pada fase ini anak mulai diberlakukan melakukan sholat wajib 5 waktu, menutup aurat, menjaga pergaulan dengan lawan jenis, membiasakan membaca Al-Quran, melatih kedisiplinan dan kemadirian. Apabila kita berhasil mendidik pada fase ini maka anak akan tumbuh menjadi manusia yang berakhlak, kuat, berbudi, tangguh, dan bertanggung jawab. 

Fase ketiga

Pada 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun) anak diperlakukan sebagai sahabat. Pada masa ini anak menginjak akil baligh. Anak sudah tidak bisa diperlakukan keras karna pada fase ini baiknya ia diperlakukan seperti teman dan sahabat. Anak akan lebih menerima perbicaraan dari hati ke hati. Komunikasi yang baik adalah cara yang paling tepat. Anak akan mengalami berbagai perubahan dari mulai perkembangan fisik, mental, dan sosial. Saat anak akil baligh ia akan memiliki buku amalannya sendiri dan sudah dimintai pertanggungjawabannya di hadapan Allah SWT.

Pada fase ini anak diberikan ruang dan kepercayaan, namun tetap dalam pengawasan dan kontrol orang tua. Kita wajib membekali anak dengan keahlian hidup. Sabda Rasulullah SAW, “Ajarilah anak-anak kalian berkuda, berenang dan memanah.” (Riwayat sahih Imam Bukhari dan Imam Muslm). Bukan tanpa alasan ketiga keahlian ini disarankan oleh Rasulullah SAW. Dari beberapa referensi sumber dan buku, pakar memperluas tafsiran hadist tersebut, sebagai berikut;
  • Berkuda diartikan sebagai Skill of Life yaitu keterampilan atau keahlian sebagai bekal hidup, mampu melatih fisik dan mental, serta rasa percaya diri, dan pengendalian diri yang baik.
  • Berenang diartikan sebagai Survival of Live yaitu menjadikan anak memiliki ketahan diri yang baik, menaklukan rasa takut, bersmangat, tidak mudah menyerah dan mampu menghadapi berbagai masalah.
  • Memanah diartikan sebagai thinking of Life yaitu melatih ketangkasan dan kefokusan anak serta  membangun kemandirian berpikir, serta merencanakan dan menentukan target hidup.
Dengan pendidikan yang sesuai dengan tahapan dan fasenya, semoga anak-anak kita bisa tumbuh dan berkembang menjadi manusia tangguh yang berbudi baik, berakhlak mulia, dan mampu jadi penerus generasi bangsa yang berkarakter, beragama, beradab, dan bertanggung jawab.

*


Kegemaran Vito adalah berenang dan berkuda

Comments

  1. Selamat ulang tahun Vito..semoga selalu sehat dan dilindungi Sang Maha Pengasih. Artikel yang luar biasa mba zia. Semoga kita bisa mendidik anak2 kita menjadi orang yang berhati mulia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mba Susan, Aamiin ya Allah. terimakasih untuk doanya. Doa terbaik juga untuk mba dan keluarga. Semoga kita menjadi orang tua yang diberi kekuatan dan kemudahan dalam mendidik anak-anak kita ya mba. Aamiin :)

      Delete
  2. Sholeh ya abang vito..
    Makasih masukannya ya teh zia..
    Pr aku banget nih, belajar lebih sabar sabar dan sabar..
    Makasih sharenya ya teh :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin ya Rabb. Makasih mba Desy. Iya kita jangan berhenti belajar dan berusaha jadi orang tua terbaik untuk anak-anak kita ya, mba. Semangat terus.

      Salam sayang buat Ahza :*

      Delete
  3. Inspiratif sekali mbak sharingnya. Saya masih harus banyak belajar nih. Oh ya selamat ulang tahun ya kakak vito, Barakallah

    Oh ya, mulai usia berapa ya anak bisa diikutkan belajar berkuda?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah... Saya juga masih terus belajar mba Vety. Semoga selalu diberi kemudahan sebagai orang tua dalam mendidik anak ya mba. Aamiin, makasih untuk doanya mba. Barakallah juga untuk mba.

      Vito sudah dikenalkan berkuda dari usia 4 tahun, awalnya sebetulnya dari tukang kuda yang suka mangkal keliling lapangan 1000 rupiah. Sampai sekarang Vito mulai terbiasa, kalau diajak ke tempat khusus berkuda juga ngga canggung. :)

      Delete
  4. bermanfaat sekali sharingnya mbak
    meskipun saya sdh 20 tahun jadi ibu, tapi kadang msh kurang begitu disiplin memperlakukan anak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Alhamdulillah. Terima kasih ibu Avy. Iya bu, saya pun yang baru 7 tahun masih banyak yang belum saya gali ilmunya. Sebaik mungkin mendidik anak. Kadang saya juga suka merasa belum maksimal. Hehehe

      Semangat terus bu. :*

      Delete
  5. Keren Vito suka berkuda dan berenang, akupun berencana melatih anak-anakku agar bisa ketiga keterampilan yg disebut di atas tadi.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iyaa mba Rahmi. Vito suka berkuda, awalnya takut berenang tapi karna latihan terus sekarang jadi malah ketagihan dan ada jadwal reguler seminggu sekali untuk berenang. Hanya untuk memanah Vito belum pernah. Moga nanti ada kesempatan. Hehehe

      Makasih udah berkunjung, mba. :*

      Delete
  6. Terima kasih sharingnya, postingan ini sy share ke istri saya spy sama2 belajar mendidik anak..thanks alot barakallah..
    http://ryokusumo.com

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih kembali mas Ryo. Mudah-mudahan bermanfaat. Barakallah juga untuk mas dan keluarga. :)

      Delete
  7. Anak-anakku udah mahir renang sejak kecil karena aku masukkan kelas khusus. Nah kalo berkuda sih bisa-bisaan aja, trus soal memanah kemarin sempat ngomong pengen belajar. Dan aku bilang, siapkan fisik dulu karena butuh tenaga yang kuat untuk belajar panahan :D

    Salam kenal, baru mampir pertama ini, Zia :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Anak-anaknya mba pinter, ini ada perjuangan ibu pastinya ya mba. hehehe

      Anakku belum berkesempatan coba memanah, sepertinya bundanya dulu yang semangat. :)

      Salam kenal juga mba Hidayah :*

      Delete
  8. Salam kenal mba, sharingnya ngena banget apalagi gak ada sekolah resmi buat orangtua, semuanya berproses 'learning by doing'

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga mba Muti. Makasih mba. Betul ngga ada sekolah resmi orang tua yang ada kita terus belajar dari pengalaman baik pengalaman pribadi atau orang lain. Semoga kita selalu jadi orang tua yang berusaha sebaik mungkin mendidik anak-anak ya, mba. :)

      Delete
  9. Bang Vito, selamat ulang tahun ya
    Semoga sehat, shaleh dan makin pinter.. AKu selalu suka foto vito sama teh zee, ikatannya keliatan banget hihi
    Semoga gedenya io kaya bang Vito juga nih ya pinter dan sayang bunda nya.
    Dan jadi PR nih sama aku yang masih suka ga sabar mendidik io. Perjalanan panjang ya teh hehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mami io, makasih ya. Aamiin ya Allah ya Rabb untuk doanya. Doa terbaik juga buat mami io dan keluarga.

      Sebenrnya agak susah dipotret kalo ngga candid, ini dibujuk pake rayuan maut untuk foto. Hhahaha

      Sama, aku pun masih PR banget, masih suka kurang sabar. Iyah, perjalanan kita masih panjang. Tetap semangattt... :*

      Delete
  10. Bagus banget artikelnya mba zia, mengingatkan saya untuk memperlakukan anak-anak sesuai dengan tahapan perkembangannya. Oh iya, untuk fase pertama, perlakukan anak sebagai raja, sementara ada broadcast di WA yang katanya dari Bunda Elly Risman yang katanya orangtua harus mengajarkan anak mandiri, tidak mudah memberi bantuan kepada anak, menurut pendapat mba Zia gimana?

    ReplyDelete
  11. Hai mba, terima kasih. Mudah-mudahan bisa saling berbagi ilmu ya mba.

    Kalo menurut pandangan saya pribadi, memperlakukan anak sebagai raja bukan berarti menuruti semua kemauannya. Sekalipun seorang raja, ia akan makan/tidur/berpakaian/mandi dan hal lainnya sendiri. Di sini jelas anak perlu diajarkan kemandirian. Apalagi sudah memasuki balita dan usia siap sekolah 4-7 tahun. Hal-hal yang saya tadi bilang perlu diterapkan secara bertahap kepada anak. Diperlakukan seperti raja bukan berarti dimanjakan. Di sini anak perlu dibimbing, dituruti, dan dibantu sesuai dengan usianya.

    Untuk prakteknya biasanya masing-masing orang tua punya cara unik tersendiri dalam memperlakukan buah hatinya.

    Sebetulnya masih panjang lagi kalau dijabarkan. MUdah-mudahan bisa terwakili ya, mba. :*

    Salam hangat :)

    ReplyDelete
  12. Fase kedua ini nih yang kalau salah didik rata rata anak jadi pemberontak ya mba.. Lebih sulit di fase 'tawanan'..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya mba Asti, bahaya kalo kita salah didik di fase usia anak 8-14 tahun. Pembekalan jati diri, kematangan sikap dan attitude, perkembangan psikologi. Kalau kita biarkan anak-anak tanpa pendampingan di fase ini bisa jadi anak tidak terkontrol, tidak menurut, dan cenderung berontak.

      Semoga kita selalu dimudahkan ya mbaaa...

      Delete
  13. 3 fase td, ini abang iparku ngejalanin bgt mbak.. tapi ada 1 yg aku mw tanyain.. anaknya abang iparku ini, skr 5 thn, itu dari kecil ga pernha dimarahin.. bener2 kyk raja sesuai fase pertama.. Tapiiiii, tingkahnya jd agak ga terkontrol ya kalo aku bilang.. dia seenaknya mukul baby sitternya, adeknya, akupun pernah dipukul pake pedang2an dia yg lumayan berat.. mau aku bals marahin tp ada orang tuanya -__-. Nah, itu ortunya juga diem aja ngeliat anaknya main pukul bgitu.. apa bener ya cara bgitu?

    kalo anakku, jujur aja sih mbak, aku pernah marahin, pernah ngajarin kalo dia juga hrs menghormati babysitternya, eyang ato siapapun yg lbh tua.. harus sopan, dan hal2 kecil lainnya lah.. maksdku ya supaya dia biasa dari kecil, skr ini umur ankku 3.5 thn. kalo diperlakuin bnr2 kyk raja/ratu tnpa diksh tau kalo itu salah, kok aku jg ga setuju yaa :). takut anaknya bablas g bisa dilarang lagi gitu mbak.. ato mungkin ada caranya?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mba Fany, makasih yah udah mampir. Saya jawabnya sesuai pengalaman saya aja ya.

      Untuk fase pertama anak diperlakukan seperti raja ini bukan berarti anak tidak diingatkan. Memarahi dan mengingatkan ini sangat beda, anak usia bayi sampai 7 tahun ini fase peniru yang unggul, mungkin bisa aja pengaruh lingkungan atau tontonan, orang tua dimana pun pasti tidak mengajarkan anaknya untuk berlaku kasar. Anak fase usia ini perlu pendampingan yang baik, perlu kasih sayang, dan bimbingan. Ini yang bisa menyebabkan anak jadi lepas kontrol.

      Peran orang tua juga penting, tentu aja kalo anak salah di usia ini bukan dengan dibentak, dipukul, atau dijatuhkan mentalnya, tapi dengan diingatkan, dibimbing, dan diberikan contoh yang baik.

      Kadang anak memang refleks memukul atau kadang kasar lepas kontrolnya. Di sini kita harus sebijaksana mungkin memberi pengertian mba.

      Kalo menurut pandangan saya diperlakukan seperti raja di sini, anak dituruti (bukan dimanja), dinasihati, dan dibantu sebisa mungkin.

      Sanggahan sebelumnya balasan komen tentang kemandirian anak di fase ini juga bisa dibaca mba di atas ya mba. :)

      Delete
  14. Jawaban2 Zia untuk beberapa pertanyaan diatas bisa menggantikan posisinya ibu Eli Risman. Bagus banget Zia artikelnya, selamat ulang tahun untuk Vito semoga selalu dlm lindungan Allah SWT.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Tante Tini, belum masih jauh sama ibu Eli Risman, paling berbagi sesuai pengalaman aja dan apa ilmu yang didapat dari baca. :)

      Makasih tante. Aamiin ya Allah untuk doanya. :*

      Delete
  15. happy happy birthday untuk Vito ya...dan mba, ketiga fase penting ini memang harus kita 'kawal' dengan baik ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thank you mama Bo et Obi untuk ucapannya. Iya, betul banget mba kita harus mengawal anak-anak di setiap fasenya.

      Makasih udah berkunjung ya :*

      Delete
  16. Pelatihan KaryawanJuly 21, 2016 at 8:07 PM

    Mantab dah ilmu parentingnya harus di catatnih . bisa buat bekal mendidik anak

    ReplyDelete
  17. selamat ulang tahun untuk vito mba
    begitulah, semoga kita semua bis amelewati fase2 itu semua dengan baik...
    semoga umur panjang ya Allah aamiin

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terima kasih mami Raffi. Aamiin ya Allah semoga kita diberikan umur dan bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita.

      Makasi mami Raffi. :*

      Delete
  18. Wah Vito keren, suka berenang dan berkuda. Ateu mah ga bis dua-duanya tuh hehehe... Semoga Vito jadi anak yang soleh ya, Zia.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya ateu Efi, Ayooo kita berenang dan coba berkuda juga. Pasti seru. Aamiin. Makasih ateu sayang. :*

      Delete
  19. Kalau semua kembali pada ajaran Islam, in syaa allah akan melahirkan generasi-generasi Islami yang kuat dan tangguh seperti saat zaman Rasullullah.

    Terimakasih teh Zia.
    Tulisannya bermanfaat sekali.

    ReplyDelete
    Replies
    1. InshaaAllah mba Aamiin. Makasih juga ya mba sudah berkunjung. alhamdulillah kalau bermanfaat ya. :)

      Delete
  20. Makasih teh udah ngingetin lagi. Semoga kita dimudahkan untuk bisa mendidik anak menjadi seorang hamba Allah yang taat. Aamiin...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama teh Amy. Aamiin semoga langkah kita dimudahkan oleh Allah dalam mendidik anak-anak kiya. InsyaAllah.

      Nuhun teh udah mampir. :*

      Delete
  21. Krn anak2 msh d fase pertama, jd ingin mendalami lebih jauh.. tfs teh zia ^^

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, mba Shona. Semoga selalu semangat dan mudah-mudahan bermanfaa. :)

      Delete
  22. Aku sempat bingung mau gimana pas umur 14 tahunan, alhamdulillah mulai enak jalanin hidup pas lewat 17, rada telat, tapi alhamdulillah masih bisa survive, hehehe

    Salam,
    Aci

    ReplyDelete
    Replies
    1. Usia 17 tahun udah beranjak dewasa dan punya bayangan jati diri mau dibawa kemana tujuan hidup kita. :)

      Tetap semangat.

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

OTW Sushi: Kedai/Resto Kuliner Jepang dengan Harga Terjangkau dan Bahan Berkualitas

Kuliner Jepang saat ini semakin digandrungi di Indonesia. Kepopulerannya sejalan dengan bertumbuhnya minat terhadap musik (J-pop/ J-rock), anime, dorama, manga, budaya, dan bahasanya. Semua hal yang berbau Jepang di Tanah Air meningkat cukup signifikan. Bahkan restoran dan cafe saat ini banyak mengusung tema Jepang, menawarkan banyak pilihan makanan dan menghadirkan nuansa Negeri Sakura. Kalau mau buka bisnis, marketnya juga ternyata cukup luas di berbagai kalangan.  Kembali lagi bahas seputar kuliner Jepang, saya mau kasih rekomendasi salah satu kedai/ resto Jepang favorit saya sejak 2015-an, namanya OTW Sushi. 

Sosialisasi Literasi Media Digital

Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai literasi media, mari kita simak apa definisinya secara umum, literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media (Livingstone, 2004). Saat kita perlu memahami lebih dalam mengenai literasi media khususnya yang berbasis digital. Terlebih generasi muda kita sudah sangat dekat dengan teknologi digital yang sudah berkembang pesat. Sebagai orang tua tentu kita tidak boleh ketinggalan atau kehilangan langkah kita dalam mengikuti perkembangan zaman. Anak harus tetap dalam pengawasan dan pendampingan kita dimana pun kita berada.

Buah sebagai Camilan Sehat

sumber gambar Membiasakan pola hidup sehat salah satunya adalah dengan memerhatikan asupan makanan yang kita konsumsi. Hal yang sederhana dan enak untuk memulai hidup sehat bisa dengan camilan buah segar. Buah-buahan memberikan banyak manfaat pada kesehatan tubuh. Kita bisa membuat berbagai camilan sehat yang berbahan buah-buahan. Tahukah bahwa orang yang makan lebih banyak buah dan sayur memiliki penurunan risiko penyakit kronis? Buah-buahan dapat memberikan nutrisi penting bagi pemeliharaan tubuh.