Skip to main content

Seputar Gigi Susu

Gigi Vito sedang diperiksa
oleh ibu dokter
Gigi susu adalah gigi yang tumbuh saat kita masih bayi. Pada usia 5-7 tahun biasanya gigi susu pertama tanggal dan akan tergantikan oleh gigi dewasa. Nah, sebulan lalu tepat di usia 6,5 tahun, gigi susu depan bagian bawah Vito mulai goyang. Saya mengajaknya untuk menemui dokter gigi karena gigi dewasanya sudah tumbuh di belakang gigi susu yang mulai goyang, khawatir mengganggu pertumbuhannya, saya pun segera mengajaknya ke dokter gigi untuk dilakukan pencabutan. 

Vito enggan untuk dicabut giginya, malahan banyak bertanya sama ibu dokter tentang bagaimana mencabut gigi. Vito sempat menempelkan kapas yang dikasih spray "dingin-dingin" ke giginya sendiri. Setelah pemeriksaan, walaupun sudah goyang, ternyata giginya masih tertancap kuat. Vito belum mau dicabut giginya dan dokternya menyarankan untuk menunggu seminggu lagi saja, karena kalau dipaksakan nanti Vito kaget dan jadi sakit. Selama perjalanan pulang Vito bilang kalau ia yang akan mencabut giginya sendiri.

Penampakan gigi susu pertama
Vito yang sudah tanggal
Setiap hari giginya sedikit digoyangkan agar cepat tanggal. Selama berusaha agar giginya lepas, Vito memiliki fantasi tentang peri gigi. Walaupun peri gigi ini biasanya lekat dengan anak-anak di dunia barat, namun karena era informasi berkembang, tontonan film kartun atau serial anak-anak yang Vito lihat melalui tv membentuk imajinasinya tentang peri gigi. "Bunda, nanti pas gigi susu pertama aku lepas, kalau aku simpan di bawah bantal, waktu aku tidur nanti ada tooth fairy yang datang tukar giginya sama koin kan, ya?" Saya tidak mematahkan imajinasinya, dalam hati saya berkata "Let me be you tooth fairy, dear." Tepat tanggal 10 Januari 2016, malam sebelum tidur, tiba-tiba Vito lompat dari tempat tidurnya dan memanggil saya karena gigi susu pertamanya berhasil dia cabut sendiri. Alhamdulillah, akhirnya lepas juga. Tidak merasa sakit dan juga tidak berdarah, giginya lepas dengan sangat rapi. Vito pun lansung tertidur dan berharap gigi yang ia simpan di bawah bantal akan berubah menjadi koin. 

Keesokan paginya setelah bangun tidur, Vito memeriksa bawah bantalnya dan betapa matanya berbinar saat ia menemukan banyak koin dan ada pesan singkat dari tooth fairy. Saya mengikuti fantasi anak-anak dan tidak menyangkalnya, karena nanti setelah anak beranjak dewasa ia akan mengerti sendiri. Ini bisa jadi kenangan masa kecil yang menyenangkan yang akan dia ingat. "Bunda, nanti kalau gigi aku lepas lagi aku bisa dapat lagi koinnya?" Hehehehe. "Kalau Vito nurut sama ayah dan bunda dan terus bersikap baik, nanti pasti dapat hadiah lagi."

koin dan pesan untuk Vito dari tooth fairy 
Menjaga gigi susu itu penting, alhamdulillah Vito tidak pernah sakit gigi. Selain pemeriksaan 6 bulan sekali ke dokter gigi, yang paling penting adalah merawatnya di rumah setiap hari dengan menggosok gigi pagi hari dan malam sebelum tidur setiap hari. Terkadang kalau sudah terlalu lelah dan mengantuk, minimal Vito selalu berkumur sebelum tidur. Namun, sebaiknya gosoklah gigi sebelum tidur. Pembiasaan merawat gigi harus dilakukan sedini mungkin.

Berikut ini adalah tips singkat dari tweet live-nya Anne Adzkia, seorang blogger, praktisi homeschooling  yang juga sebagai dokter gigi.
  • Pernahkan mengalami anak sulit diajak ke dokter gigi? Jangan salah, ternyata walaupun  Anne Adzkia adalah seorang dokter gigi, tidak lantas anak-anak mau diperiksa giginya. Mereka harus dirayu sedemikian rupa.
  • Anak biasanya mulai sakit gigi (gerahamnya) itu umur 3-4 tahun. Biasanya ketika mulai banyak makan yang manis-manis dan susah diajak gosok gigi.
  • Supaya anak tidak takut, tentu orang tuanya juga tidak boleh takut dengan dokter gigi. Ingat! Tidak boleh menakut-nakuti ana yang berhubungan dengan dokter, misalnya "kalo nggak mau makan, nanti diajak ke dokter, ya!"
  • Jangan paksa anak untuk kunjungan pertamanya ke dokter gigi, kita harus kooperatif. Memperkenalkan secara pelan-pelan dengan dokter dan ruangannya. Tell-show-do!
  • Jika si anak menangis, jangan dipaksa. Nanti bisa menyebabkan trauma. Mengapa anak tidak boleh sampe trauma bertemu dokter gigi? Maka akan sulit mendamaikan dia ketika memang perlu ke dokter / dokter gigi saat si anak sakit.
  • Ajak anak bermain peran sebagai dokter gigi, bisa bergantian dengan anak. Bacakan juga cerita yang berhubungan dgn dokter gigi.
  • Jika orang tua ke dokter gigi, lebih baik anak tidak diajak. Takutnya membuat trauma. Apalagi melihat orangtuanya yang kesakitan atau takut.
  • Ajaklah anak ke dokter gigi saat lagi suasana hatinya baik, tidak dalam kondisi lapar atau mengantuk supaya tidak rewel. Kenalkan dengan suasana klinik/RS, dokter, dan perawatnya.
Semoga pengalaman saya bisa menjadi inspirasi orang tua dan tips seputar gigi di atas bisa bermanfaat. Yuk! Kita rawat gigi anak sebaik mungkin.

Comments

  1. artikel yang bermanfaat Mbak :)
    sekarang anak saya sudah berumur 4 tahun, sepertinya sudah waktunya untuk menyiapkan diri jika dalam waktu dekat ini dia mengalami gigi tanggal :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mba Ira,

      Alhamdulillah jika bermanfaat. Iya mba, umur 4 tahun bisa jadi sebentar lagi gigi anak mulai goyang. Walapun anak saya baru umur 6,5 tahun tanggalnya, tapi memang kondisi setiap anak beda-beda. Hehe...

      Salam untuk si kecil ya, mba.

      Terima kasih sudah mampir,
      Zia

      Delete
  2. Faiz juga mulai tanggal gigi susunya, sudah dua yang berganti gigi tetap

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallo mba Astin,

      Wah Faiz udah dua yang tanggal, Vito baru satu dan ini menyusul yang sebelahnya. Telat lepas, gigi dewasanya udah muncul. Mudah-mudahan ga lama dan ga mengganggu tumbuhnya gigi tetapnya.

      Salam hangat untuk Faiz, moga makin rajin rawat giginya. Saya juga berjuang terus kadang malah orang tuanya yg lupa dan anak yg mengingatkan gosok gigi malam. hihihi

      Salam hangat,
      Zia

      Delete
  3. Wah keren ini penyampaiannya. Aku dulu waktu kecil nggak begitu aware sama gigi. Di usia sekarang nyesel banget. Bukan apa apa sih, sakitnya ga nanggung haha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai mba Uni,

      Iyaaa sama dulu juga saya ga terlalu peduli sama kesehatan gigi dan nyeselnya sekarang. Giginya jadi ga kuat. Mudah-mudahan pengalaman kita ga dialami sama anak ya. hehehe

      Salam hangat,
      Zia

      Delete
  4. jadi inget film fairytooth mak. hihihi
    oia, saya termasuk yang takut banget ke dokter gigi sampai sekarang! huhuhuhu
    semoga ga nular ke anak saya yaa..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hi mak Dessy,

      Nah, anakku juga terinspirasi dari film-film luar tentang si peri gigi. Hehehe...
      Moga tips seputar gigi dari mak Anne di atas bisa sedikit mencerahkan ya, mak.

      Salam hangat,
      Zia

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

OTW Sushi: Kedai/Resto Kuliner Jepang dengan Harga Terjangkau dan Bahan Berkualitas

Kuliner Jepang saat ini semakin digandrungi di Indonesia. Kepopulerannya sejalan dengan bertumbuhnya minat terhadap musik (J-pop/ J-rock), anime, dorama, manga, budaya, dan bahasanya. Semua hal yang berbau Jepang di Tanah Air meningkat cukup signifikan. Bahkan restoran dan cafe saat ini banyak mengusung tema Jepang, menawarkan banyak pilihan makanan dan menghadirkan nuansa Negeri Sakura. Kalau mau buka bisnis, marketnya juga ternyata cukup luas di berbagai kalangan.  Kembali lagi bahas seputar kuliner Jepang, saya mau kasih rekomendasi salah satu kedai/ resto Jepang favorit saya sejak 2015-an, namanya OTW Sushi. 

Sosialisasi Literasi Media Digital

Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai literasi media, mari kita simak apa definisinya secara umum, literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media (Livingstone, 2004). Saat kita perlu memahami lebih dalam mengenai literasi media khususnya yang berbasis digital. Terlebih generasi muda kita sudah sangat dekat dengan teknologi digital yang sudah berkembang pesat. Sebagai orang tua tentu kita tidak boleh ketinggalan atau kehilangan langkah kita dalam mengikuti perkembangan zaman. Anak harus tetap dalam pengawasan dan pendampingan kita dimana pun kita berada.

Buah sebagai Camilan Sehat

sumber gambar Membiasakan pola hidup sehat salah satunya adalah dengan memerhatikan asupan makanan yang kita konsumsi. Hal yang sederhana dan enak untuk memulai hidup sehat bisa dengan camilan buah segar. Buah-buahan memberikan banyak manfaat pada kesehatan tubuh. Kita bisa membuat berbagai camilan sehat yang berbahan buah-buahan. Tahukah bahwa orang yang makan lebih banyak buah dan sayur memiliki penurunan risiko penyakit kronis? Buah-buahan dapat memberikan nutrisi penting bagi pemeliharaan tubuh.