Bagi yang pernah berkunjung ke Gunung Tangkuban Perahu, mungkin familiar dengan legenda Sangkuriang. Hmmm... tapi kalau ada yang belum tahu, nanti saya coba sedikit kisahkan di sini, ya. Kebetulan saya sering membaca berbagai kumpulan legenda sejak masih kecil dan pernah dulu mama saya sering membacakan cerita rakyat Sangkuriang dan Gunung Tangkuban Perahu. Dulu juga saat di sekolah cerita rakyat ini sering ada dalam buku pelajaran, jadi sangat melekat di ingatan.
Zaman berganti, saat ini generasi kita banyak disuguhi dan diperkaya dengan tontonan atau cerita rakyat yang bukan hanya berasal dari daerah di Indonesia, fairy tales dari luar negeri pun begitu disenangi anak-anak, seperti cerita tentang Aladin, Sleeping Beauty, dan masih banyak lagi.
Walaupun demikian, tentu kita tetap harus concern mengenalkan kebudayaan dan kekayaan karya sastra Indonesia. Saya pun demikian, saya sering membawa anak saya serta mengenalkan langsung salah satunya tentang seni dan budaya dari Jawa Barat seperti berkunjung ke kampung budaya Sunda atau menonton pertunjukan angklung di Saung Udjo. Saya selalu bersemangat mengajak anak saya menonton pagelaran kesenian dan kebudyaan, mengenalkan Indonesia langsung secara audio dan visual. Ya, sebetulnya Vito tipikal yang mudah bosan, jadi akan lebih tertarik dengan pertunjukan secara langsung.
Alhamdulillah, Akhir pekan lalu (12/5) saya bersama komunitas Blogger Bdg diundang oleh The Lodge Foundation (TLF) dan Bandung Independent School (BIS) untuk menghadiri Grand Musical Drama Sangkuriang dalam rangka perayaan hari jadi Bandung Independent School (BIS) yang ke 45 tahun.
Sore itu langit sedikit mendung, saya dan Vito bergegas berangkat ke menuju Bandung Independent School (BIS). Kami tiba tepat waktu dan acara belum dimulai. Penonton yang hadir sudah mulai memenuhi ruang pertunjukkan. Sekian dari banyak penonton adalah keluarga besar Bandung Independent School, baik alumni, orang tua, keluarga, staff, dan juga beberapa tamu umum yang tertarik dengan pertunjukkan seni budaya serta cerita rakyat Indonesia yang akan ditampilkan oleh murid, orang tua, guru, staff, dan seniman lokal.
Acara Grand Musical Drama Sangkuriang ini merupakan rangkaian dari perayaan 45 tahun BIS yang diprakarsai oleh Ibu Heni Smith selaku founder dari The Lodge Foundation (TLF) dan Mr. Chris Toomer selaku kepala sekolah dari Bandung Independent School (BIS). Pagelaran seni ini mengangkat kombinasi dan keanekaragaman budaya asing dan juga Sunda. Selain drama musikan, ada juga peragaan busana, pertunjukkan musik, seluruh pertunjukkan dipersembahkan oleh komunitas BIS yaitu orangtua, siswa, alumni, guru dan juga kepala sekolah.
Fashion Show, para model dan desainer Deni Siswanto |
Kolaborasi seniman lokal dan siswa BIS mengiringi pertunjukan Drama Musikal Sangkuriang |
A tale of Dayang Sumbi: "Continuous Misfortune"
Dikisahkan seorang wanita bernama Dayang Sumbi kehilangan benang tenun, ia berjanji apabila ada yang menemukannya jika laki-laki akan ia jadikan suami dan jika perempuan akan ia jadikan saudaranya.
Lalu seekor anjing menemukan benang tenun Dayang Sumbi dan karna Dayang Sumbi sudah berjanji ia kemudian jadikan anjing itu peliharaannya yang dipanggilnya dengan sebutan Tumang. Lalu tiba-tiba si Tumang berubah menjadi seorang pria tampan. Dayang Sumbi pun langsung menjadikannya suami. Kemudian Dayang Sumbi melahirkan seorang putra yang ia beri nama Sangkuriang, si Tumang pun berubah kembali mejadi seekor anjing.
Singkat cerita saat Sangkuriang mencari makan ke hutan bersama si Tumang, Tumang tidak menuruti Sangkuriang akhirnya Sangkuriang marah dan membunuh serta mengambil hati si Tumang, lalu diberikannya kepada Dayang Sumbi untuk dimasak. Saat Dayang Sumbi tahu, ia murka dan memukul Sangkuriang.
Kemudian Sangkuriang pergi ke hutan dan menghilang. Dayang Sumbi bertapa dan ia diberikan kecantikan yang abadi. Dayang Sumbi mencari Sangkuriang selama bertahun-tahun namun tidak pernah menemukannya. Suatu saat Dayang Sumbi bertemu dengan seorang lelaki gagah, laki-laki tersebut ingin mempersunting Dayang Sumbi, namun akhirnya Dayang Sumbi mengetahui bahwa laki-laki tersebut putranya yang selama ini ia cari. Tidak terima Sangkuriang pun tetap ingin menikahinya, namun Dayang Sumbi tidak mungkin menikahi anaknya sendiri. Dayang Sumbi meminta satu syarat kepada Sangkuriang untuk membangun sebuah kapal dan membendung sungai sebelum fajar. Namun, permintaan tidak dapat terpenuhi dan Sangkuriang marah serta menendang perahu hingga terbalik dan membentuk gunung.
Pengisi Acara Drama Musical Sangkuriang |
Visi dari acara Grand Musical Drama Sangkuriang ini adalah untuk menciptakan dan mempererat kebersamaan antara orangtua, guru, staff, alumni dan juga siswa yang juga terbuka untuk seluruh komunitas BIS dan juga peminat dari umum. Bandung Independent School tidak hanya ingin menunjukkan bagaimana keakraban dalam komunitas, namun pergelaran acara ini juga sebagai bentuk kepedulian terhadap kebudayaan tradisional Sunda yang dikemas apik dan penuh sinergi dengan budaya asing.
Sebelumnya saya mengenal BIS itu Bandung International School. Ini kali ke dua saya berkunjung ke BIS. Pada 2004 Bandung Internasional berubah nama menjadi Bandung Independent School, perubahan nama ini karena adanya kebijakan baru. Setelah berganti nama bukan hanya expatiate, atau keturunan asing yang bisa bersekolah di sana, orang Indonesia asli pun boleh dan diterima untuk menjadi siswa BIS. Bandung Independent School (BIS) adalah sekolan non-profit yang sudah berdiri sejak tahun 1972. Setiap tahunya BIS menghasilkan lulusan yang berkualitas dan hampir 90% diterima di Universitas bergengsi di luar negeri. BIS bukan hanya merupakan sebuah sekolah, namun merupakan komunitas dimana guru, orangtua, siswa bahkan alumni terlibat langsung dan terhubung satu sama lain. Keterbukaan dan keanekaragaman budaya adalah unsur utama dalam BIS. Saat ini siswa yang bersekolah lebih dari 200 orang dengan 23 kewarganegaraan yang berbeda dan juga 23 guru expatriate.
Saya bersama Narda Virelia |
Drama Musikal Sangkuriang ini terlaksana atas kolaborasi Bandung Independent School dan The Lodge Foundation (TLF). TLF merupakan lembaga nirlaba yang bergerak di bidang lingkungan, sosial, budaya, dan pendidikan. Tujuan berdirinya TLF adalah untuk pemberdayaan masyarakat dalam bidang pelestarian lingkungan serta kebudayaan. Dalam upaya mengembangkan budaya lokal TLF membentuk sebuah komunitas sendra tari Nuwala yang melibatkan anak-anak dan seniman Jawa Barat yang prestasinya gemilang dan sudah tampil di berbagai ajang baik nasional maupun internasional.
Wah seru yah, eh itu yang jadi Dayang Sumbi meni cantik pisan yah
ReplyDeleteIya seru banget, Teh. Dayang Sumbinya Miss Indonesia, cantik dan berbakat. :)
Deleteseneng banget ya teh bisa hadir dan ikut menyaksikan fashion show dan drama musikal di BIS ini, berkesan banget acaranya..
ReplyDeleteIyaa, seneng dan beruntung bisa nonton fashion show dan pertunjukan drama musikal langsung.
DeleteWhuaa seruunyaa, aku pernah nonton yang di The Lodgenya, dengan bekron hutan pinus, merinding kalo menonton langsung gini, sensasinya berbedaaa...
ReplyDeleteAku penasaran banget yang di The Lodge, banyak yang billang juga keren ditambah setting-nya yang mendukung banget. Ajakin aku dong, Teh. Hahahaha
Deletekerennn acaranya....
ReplyDeleteYup, Teh Egy. Keren pisan.
DeleteBelum pernah nontn drama musikal kaya gitu, jadi penasaran gimana pertunjukannya. Keren deh pasti
ReplyDeleteKeren dan jadi pengalaman seru ngga terlupakan. Ada sensasi tersendiri nonton pertunjukkannya secara langsung.
Deleteseru banget deh kayanya semoga kalau ada kesempatan gini aku bisa ikutan
ReplyDeleteAamiin. Next moga bisa nonton juga ya, Ra.
DeleteSenengnya Vito bisa nonton langsung ya
ReplyDeleteIya, T Mita. Seru abis, dan Vito excited nontonnya.
DeleteAku pernah nonton waktu di the Lodge walaupun cuma latihannya tapi sukses malam-malam yang bikin merinding.
ReplyDeleteSensasinya lebih berasa ya, nanti aku juga mau nonton yang di The Lodge.
DeleteSenangnya masih ada yg peduli pada dongeng Indonesia. Pasti drama musikalnya seru.
ReplyDeleteWarisan budaya bangsa yang harus terus dilestarikan ya, Teh.
Deletenarasinya bahasa apa Teh, keren ini, east meets west drama.
ReplyDeleteNarasi ceritanya pake Bahasa Indonesia, Teh Junet. Pengantarnya bahasa Inggris, banyak expatriate.
Deletewah ada fashion show nya pak Deden Siswanto juga, pasti keren deh baju2nya x)
ReplyDeletebtw ini BIS kalau bikin acara bagus ya, semoga next event nya bisa ikutan...
AKu juga pengen bungkus dan bawa pulang baju-bajunya. Hahahaha Keren banget desainnya Deden Siswanto. Juara! Aamiin. moga next bisa ikut juga.
DeleteWaah teteh datang juga ya. Kece banget ini BIS ngadain event ini :) skr bbrp sekolah juga mulai ngadain assembly ya
ReplyDeleteIya kece badai deh, Ai. Betul sekarang sekolah-sekolah udah ada big assembly.
DeleteDongeng Sangkuriang emang nggak ada matinya dibikin bentuk pagelaran apa pun, ya Teh :)
ReplyDeleteYup, pagelaran seni budaya tradisional Indonesia emang ga habis zaman, pasti keren.
DeleteAku terpesona sama gerak gemulai tariannya Dayang Sumbi, mana cantik pula pemerannya. Lafff pisan lah
ReplyDeleteCantik dan bertalenta ya. Bagus narinya. Aku juga laffff banget sama pemeran Dayang Sumbi.
DeleteWaaa seruuuuu, aku pernah ajak io nonton drama musical gini dan dia seneng bukan main.
ReplyDeleteIya Ta, pengalaman seru dan berkesan untuk anak-anak. :)
Delete