Skip to main content

Sepenggal Cerita Ibu Rumah Tangga di Tanggal Tua

Pekerjaan tulen saya adalah seorang ibu rumah tangga, menulis adalah bagian dari hobby yang menjadikan saya bisa tetap berkarya dan produktif, sedangkan mengajar tidak semata-mata hanya untuk menghasilkan uang. Pekerjaan utama saya saat ini adalah sebagai seorang istri, suami saya menegaskan bahwa kepala rumah tangga lah sebagai penyokong utama dan pencari nafkah di keluarga. Tandasnya, di sini saya bertugas mengurus keperluan keluarga, mendidik anak, dan berlaku sebagai manager keuangan yang mana bertugas mengatur segala alokasi dana masuk dan keluar di rumah tangga.

No credit card needed
Saya memang bukan seorang ahli atau perencana keuangan profesional, namun tentu pengalaman telah yang membawa saya terus belajar memperbaiki diri agar bisa menjadi perencana keuangan keluarga yang baik. Berbicara tentang tanggal tua, bagi seorang pekerja tentu hukum ini berlaku. Suami saya sangat tidak membolehkan masing-masing dari kita memiiki kartu kredit, maka pada saat kondisi keuangan sudah limit tentu langkah kita tidak dimudahkan dan bahkan dibuai dengan kartu kredit yang tentu saja bisa berakibat fatal karena lupa diri dan khilaf. 

Dana yang kita miliki setiap bulannya, selalu kita belanjakan secukupnya dan dialokasikan seperlunya, yang terpenting adalah untuk dana pendidikan, tabungan berjangka, pembayaran iuran bulanan seperti listrik, tv kabel, internet, keperluan supply bulanan, dan dana sehari-hari. Nah, untuk alokasi piknik atau jalan-jalan berlaku jika memang keuangan bulanan surplus

Sebetulnya ada siasat jitu yang sangat sederhana dan sudah saya jalankan untuk menghindari kehabisan dana di tanggal tua. Saya menggunakan cara klasik, yaitu dengan menabung di rumah dengan menggunakan celengan. Bahkan celengannya itu saya buat bersama anak saya yang materialnya berasal dari bahan daur ulang. Cara yang saya jalankan ini bisa dibilang gampang-gampang susah, gampang kalau kita konsisten dan susah kalau tidak dibiasakan. Taruhlah setiap harinya ada sisa belanja 10.000 - 20.000 rupiah atau bisa juga kurang dari itu, biasanya saya langsung tabung uangnya di celengan. Dana tersebut akan dipakai untuk keadaan darurat atau memang pada saat keuangan akhir bulan kita sudah menipis. Dalam satu bulan bisa terkumpul 300.000 - 500.000 rupiah, ini bisa digunakan untuk menutupi kekurangan di tanggal tua. Menurut saya cara ini memang cukup jitu dan semua orang bisa dengan mudah mengaplikasikannya.

Cara membuat celengan dari bahan daur ulang

Selain itu, ibu rumah tangga seperti saya ini biasanya selalu berusaha secermat mungkin pada saat berbelanja, mengetahui dimana tempat belanja yang memang lebih terjangkau itu perlu. Selain itu saya pribadi juga suka memburu diskon untuk barang-barang tertentu. Jika ada promo diskon untuk barang yang diinginkan pasti dengan sigap langsung menghitung-hitung dan membelanjakannya dengan cerdas. Cara ini bisa menghemat pengeluaran juga. Saya sering memanfaatkan promo diskon yang ada di MatahariMall.com, menurut saya belanja online itu praktis dan bisa menghemat biaya transportasi, tenaga, pikiran, dan biaya tak terduga lainnya.

Cerita tanggal tua versi saya memang tidak pakai ribet, mengalokasikan dana bulanan rumah tangga sebaik mungkin, berbelanja hemat dan cermat, serta menabung di celengan setiap hari. Dengan ke tiga cara tersebut maka tanggal tua bukanlah masalah. Ini #kisahtanggaltuaku.


Ada juga lho kisa inspiratif di tanggal tua lainnya seperti kisah Budi ini. :)

Comments

  1. Sama Teeeeh, saya juga suka menabung di celengan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nabung di celengan ini memang cara yang paling aman dan paling simple terutama pas kita perlu ya, teh. Cara nabung spt ini memang seru, bukan cuma irt kayak saya, dari mulai anak-anak sekolah sampe orang dewasa yang kerja juga bisa. hehehe

      Makasih udah mampir ya, teh Uwien. :*

      Delete
  2. Hehe...bunda nabung di celengan cuman buat jaga-jaga aja kalo ada pengamen yang datang. Kalo nabung di celengan untuk jumlah besar belum pernah sih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai Bunda...

      Aku juga nabung untuk simpanan recehan biasanya, kadang disisipin juga kalo memang ada uang sisa belanja harian lebih. Lumayan uangnya bisa dipakai untuk keadaan darurat. Hehehe

      makasih udah mampir ya, bun. :*

      Delete
  3. Aku udah lama ga nabung di celengan. Suka kepepet ngebongkar buat belanja soalnya. Hehehe

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hahaha sama banget ini sama pengalamanku. Paling gampang kalo keabisan uang itu bongkar celengan, ya.

      Makasih udah mampir ya Makkk. :*

      Delete
  4. Waah kreatif bgt memang teteh yg satu ini :)
    Kalau celengannya ga kepake sampai akhir bulan berarti bisa dipake buat jalan2 sama vito ya teh?
    *tetep pikirannya maen mulu hihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya betul banget teh Dessy, tau aja nih. :) Kalo uangnya ga kepake sama yang darurat-darurat bisa buat piknik dan jalan-jalan bareng Vito. Hehehe

      Makasih udah mampir kemari yah teteh. :*

      Delete
  5. Btw mak, promo kadang bikin khilaf juga. Kita pasti mikirnya, mumpung diskon, kapan lagi?! Hahhahaha

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, harus batasi diri dan budget biar ga kalap berburu promo. Itung-itung mau untung nanti malah buntung. Hihihi Bahaya.

      Makasih udah berkunjung mba Ratu. :*

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

OTW Sushi: Kedai/Resto Kuliner Jepang dengan Harga Terjangkau dan Bahan Berkualitas

Kuliner Jepang saat ini semakin digandrungi di Indonesia. Kepopulerannya sejalan dengan bertumbuhnya minat terhadap musik (J-pop/ J-rock), anime, dorama, manga, budaya, dan bahasanya. Semua hal yang berbau Jepang di Tanah Air meningkat cukup signifikan. Bahkan restoran dan cafe saat ini banyak mengusung tema Jepang, menawarkan banyak pilihan makanan dan menghadirkan nuansa Negeri Sakura. Kalau mau buka bisnis, marketnya juga ternyata cukup luas di berbagai kalangan.  Kembali lagi bahas seputar kuliner Jepang, saya mau kasih rekomendasi salah satu kedai/ resto Jepang favorit saya sejak 2015-an, namanya OTW Sushi. 

Sosialisasi Literasi Media Digital

Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai literasi media, mari kita simak apa definisinya secara umum, literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media (Livingstone, 2004). Saat kita perlu memahami lebih dalam mengenai literasi media khususnya yang berbasis digital. Terlebih generasi muda kita sudah sangat dekat dengan teknologi digital yang sudah berkembang pesat. Sebagai orang tua tentu kita tidak boleh ketinggalan atau kehilangan langkah kita dalam mengikuti perkembangan zaman. Anak harus tetap dalam pengawasan dan pendampingan kita dimana pun kita berada.

Liburan Bersama Keluarga ke Pelabuhan Ratu

Palabuhanratu atau yang biasa kita sebut dengan Pelabuhan Ratu adalah salah satu destinasi wisata favorit di Kabupaten Sukabumi - Jawa Barat. Beberapa waktu lalu saya dan keluarga besar berlibur ke Pelabuhan Ratu, ini adalah salah satu objek wisata yang menawarkan berbagai keindahan alam dari mulai pesona pantainya, spot scuba diving , pemandian air panas, hingga goa kelelawar yang eksotis. Perjalanan panjang kami tempuh dari Bandung sampai ke Sukabumi. Alhamdulillah perjalanan terbilang cukup lancar walaupun cuaca agak mendung dan sempat hujan. Jarak Bandung - Sukabumi (Pelabuhan Ratu) sekitar 150 KM.