16 July 2013

Menjulang Mental 'Tempe'


Generasi A/B/C mungkin tak mengikat anak muda Indonesia. Prototipe kini menyerupa inisial M: Manja. Mereka bisa bilang "Atas 10 jari kami bisa menggenggam dunia!" Namun, Alam maya (internet) membuat kehidupan betulan maya. Generasi kini menyerahkan segenap problema pada mbah Google. Maka mental manja mewujud pada anti sosial, minus sosialisasi, dan tidak peka. Ya! Sebangun dengan pertuturan Soekarno : bangsa ini ternyata memang "bangsa tempe" yang senang makan tempe juga memiliki "mental tempe". Generasi muda seharusnya menjelma sosok insan yang tangguh. Tingkah mahasiswa sebagai the happy selected view harus mendermakan nilai altruisme. Kualitas mahasiswa ditakar Indonesia mesti dari format visi cemerlang. Jangan sampai status pemimpin tanpa huruf “n” (pemimpi) jadi satire memilukan bagi para generasi muda

Generasi muda terkait lekat gagasan besar menjadi Indonesia. Intisari itu mereka dituntut generasi yang memancang mimpi hebat : making of the new Indonesia. Generasi manja memaut visi Indonesia bak ilusi Indonesia. Usahkan bermimpi (dreamless) sekadar berharap (hopeless) pun mereka malas. Pembangunan karakter mahasiswa tidak semudah membalikan telapak tangan. Peran serta pemimpin bangsa tentu jadi tolak ukur mahasiswa dalam membangun negeri. Para pemimpin bangsa harus mampu memberikan bimbingan dan tauladan berupa ketangkasan, kegigihan, kesungguhan, kejujuran, dan ketangguhan bagi para generasi muda penerus bangsa (mahasiswa), seperti sebuah pepatah mengatakan “sebuah keteladanan akan lebih baik daripada seribu perintah”. Jangan sampai keteladanan yang buruk akan menggiring mahasiwa bermental “tempe”. Mari kita mengerek bendera harapan dan menurunkan kemanjaan yang tengah menjulang luhur ini.

No comments:

Post a Comment