* Sepenggal Lirik Lagu
Pendidikan
Istilah engine of growth dalam dunia pendidikan
memiliki kaitan yang sangat erat dengan pembangunan, karena pendidikan
merupakan penggerak dan loko pembangunan sebuah negara, sehingga pendidikan di
sebuah negara harus dikelola dengan benar. Namun, saat ini khususnya di
Indonesia, pendidikan tidak dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Dewasa
ini dunia pendidikan di Indonesia secara kuantitatif telah berkembang pesat.
Akan tetapi, perkembangan tersebut tidak diikuti oleh kualitas pendidikan yang
senada, sehingga menimbulkan berbagai ketimpangan. Seperti halnya ketimpangan
antara kuantitas yang berkembang pesat dengan kualifikasi tenaga pendidik yang
kurang bisa memaksimalkan etos kerja sebagai seorang pendidik dan juga tidak
mampu sepenuhnya melahirkan perilaku positif sebagai buah keyakinan fundamental
dan komitmen total yang integral, tentu saja masalah ini merupakan hal yang
harus diperhatikan. Selain itu contoh ketimpangan yang sangat jelas terlihat
dengan adanya perbedaan kualitas pendidikan antara kota-kota besar dan
daerah-daerah di Indonesia yang masih sangat signifikan.
Pendidikan
nasional saat ini lebih terarah sebagai sarana stratifikasi sosial. Kesenjangan
sosial memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan. Semua itu
disebabkan tidak adanya kesetaraan pendidikan. Upaya pengembangan, perubahan,
serta pembaharuan pendidikan telah dilaksanakan guna untuk meningkatkan
kualitas pendidikan. Namun, kebijakan tersebut tidak mampu menjawab polemik
yang terjadi, khususnya masalah kualitas pendidikan itu sendiri. Upaya-upaya
tersebut menghasilkan realitas proses pendidikan yang nihil karena para penentu
kebijakan hanya mengacu kepada paradigma peranan pendidikan yang tidak efektif
dan efisien. Semua ini melahirkan harapan-harapan yang semula terlihat jelas
menjadi sesuatu yang abstrak dan tidak realistis. Semua upaya tersebut tidak
akan berhasil jika para penentu kebijakan hanya menggunakan sistem tambal sulam
(erratic). Problem pendidikan di
Indonesia sudah mengakar, sehingga dibutuhkan sebuah pemecahan paradigma
pendidikan yang baru.
Pendidikan
mengalami revolusi. Jika hal tersebut tidak dapat dijalankan dan diterapkan
dengan baik dan benar, maka orientasi pendidikan di tanah air akan mengacu
kepada pemikiran elitisme yang hanya lebih mementingkan gelar, kedudukan,
pangkat dan mengabaikan pola pembentukan watak serta karakter manusianya itu
sendiri.
Paradigma
pendidikan yang seharusnya dijalankan adalah perubahan sistem pendidikan yang
sudah usang menjadi sebuah pembaharuan dengan corak pandang, cara
berpikir, asumsi, dan pola yang sesuai, tepat, serta realistis dalam dimensi
ruang dan waktu.
***
(sEntra edisi Juni 2008)
Arikel ini di tulis pada:
Selasa,
29 April 2008
Comments
Post a Comment