Skip to main content

Teori Sosiokultural Perkembangan Anak

Oleh:
S. Fauzia


Mengenai sosiokultural terhadap perkembangan anak, banyak ilmuan menyatakan bahwa anak-anak tidak dilanjutkan melalui tahap universal atau proses pembangunan secara mandiri. Pertumbuhan anak-anak dipandu oleh nilai-nilai, tujuan, dan harapan budaya yang bersentuhan langsung dengan mereka. Dalam perspektif ini, anak-anak memperoleh keterampilan melalui tahap sebuah penghargaan atas apa yang mereka lakukan seperti membaca, mengelola tanaman, atau  membuat prakarya melalui bimbingan dan dukungan dari orang tua. Dengan demikian, kemampuan perkembangan anak-anak dalam masyarakat itu berbeda, dan pembangunan tidak dapat dipisahkan dari konteks budayanya.

Salah satu pelopor dari teori sosiokultural adalah Lev Vygotsky psikolog Rusia, yang tulisan-tulisannya pada 1920-an dan 1930-an menekankan bagaimana interaksi anak dengan orang dewasa berkontribusi pada pengembangan keterampilan. Menurut Vygotsky,  kesadaran sensitifitas kesiapan anak untuk tantangan baru, dan mereka struktur kegiatan yang tepat untuk membantu anak mengembangkan keterampilan baru. Orang tua bertindak sebagai mentor dan guru, memimpin anak ke zona proksimal (istilah pembangunan-Vygotsky) untuk rentang keterampilan yang anak tidak dapat melakukan tanpa bantuan, namun dapat dikuasai dengan adanya bantuan. 


Orang tua dapat mendorong konsep angka yang sederhana, misalnya, dengan menghitung manik-manik dengan anak atau mengukur bahan memasak bersama, mengisi angka-angka yang anak tidak ingat. Sebagai anak-anak berpartisipasi dalam pengalaman-pengalaman sehari-hari dengan orang tua, guru, orang lain secara bertahap. 

***


Comments

Popular posts from this blog

OTW Sushi: Kedai/Resto Kuliner Jepang dengan Harga Terjangkau dan Bahan Berkualitas

Kuliner Jepang saat ini semakin digandrungi di Indonesia. Kepopulerannya sejalan dengan bertumbuhnya minat terhadap musik (J-pop/ J-rock), anime, dorama, manga, budaya, dan bahasanya. Semua hal yang berbau Jepang di Tanah Air meningkat cukup signifikan. Bahkan restoran dan cafe saat ini banyak mengusung tema Jepang, menawarkan banyak pilihan makanan dan menghadirkan nuansa Negeri Sakura. Kalau mau buka bisnis, marketnya juga ternyata cukup luas di berbagai kalangan.  Kembali lagi bahas seputar kuliner Jepang, saya mau kasih rekomendasi salah satu kedai/ resto Jepang favorit saya sejak 2015-an, namanya OTW Sushi. 

Sosialisasi Literasi Media Digital

Sebelum saya membahas lebih lanjut mengenai literasi media, mari kita simak apa definisinya secara umum, literasi media merupakan kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan mengkomunikasikan isi pesan media (Livingstone, 2004). Saat kita perlu memahami lebih dalam mengenai literasi media khususnya yang berbasis digital. Terlebih generasi muda kita sudah sangat dekat dengan teknologi digital yang sudah berkembang pesat. Sebagai orang tua tentu kita tidak boleh ketinggalan atau kehilangan langkah kita dalam mengikuti perkembangan zaman. Anak harus tetap dalam pengawasan dan pendampingan kita dimana pun kita berada.

Buah sebagai Camilan Sehat

sumber gambar Membiasakan pola hidup sehat salah satunya adalah dengan memerhatikan asupan makanan yang kita konsumsi. Hal yang sederhana dan enak untuk memulai hidup sehat bisa dengan camilan buah segar. Buah-buahan memberikan banyak manfaat pada kesehatan tubuh. Kita bisa membuat berbagai camilan sehat yang berbahan buah-buahan. Tahukah bahwa orang yang makan lebih banyak buah dan sayur memiliki penurunan risiko penyakit kronis? Buah-buahan dapat memberikan nutrisi penting bagi pemeliharaan tubuh.